Senin, 15 September 2014

Renungan Part 26 (the grass is always greener on the other side)


Menurut situs urban dictionary, ungkapan the grass is always greener on the other side merujuk pada kecenderungan manusia untuk melihat hidup orang lain dan apa yang dirinya tidak punya tapi dipunyai oleh orang lain. Hal ini membuat manusia cenderung merasa bahwa hidup orang lain lebih baik dari dirinya, ketika ketika melihat bahwa pasangan orang lain lebih cantik, lebih perhatian, dan lebih dapat memenuhi keinginan kita dari pasangan kita sendiri, atau ketika kita merasa bahwa hidup tetangga atau teman kita lebih berhasil dan sukses dari diri kita. Ketika melakukan hal ini kita cenderung membanding-bandingkan diri kita, dan apa yang kita punya dengan orang lain. Hal ini pun dapat berkembang, kita mulai membanding - bandingkan pasangan kita dengan orang lain, atau anak kita dengan anak lain. Bagaimana kita sebaiknya menyikapi kecenderungan ini? Aku merasa ada dua hal yang bisa kita lakukan.




pertama, pernahkah terlintas dalam pikiran kita bahwa mungkin orang lain yang kita kira hidupnya lebih baik itu pun berpikir bahwa hidup kita lebih baik? Jika kita merasa menjadi atau mendapat hal yang orang lain punya kita akan merasa lebih baik, itu hanya sementara. Tidak ada yang sempurna dalam hidup ini, tak ada rasa cukup ketika mengikuti hawa nafsu, maka kita akan selalu merasa the grass is always greener on the other side. Hanya satu yang kita bisa lakukan, yaitu terus bersyukur atas semua hasil usaha kita. 


Kedua, kita seharusnya meluangkan waktu merenungkan apa yang kita punya, pencapaian kita dan mensyukurinya, maka kita akan merasa bahwa rumput kita pun sama hijaunya dengan yang lain. Kita hanya terlalu sibuk melihat kekurangan dalam diri kita. Pernah suatu waktu aku bertanya pada salah seorang temanku tentang kekurangannya, dia dapat menjawabnya dengan lancar sekali, tapi ketika ditanya tentang kelebihannya, dia cukup kesulitan menjawabnya dan malah berkata "orang lain yang lebih dapat menilai kelebihanku". Salah satu contoh bagaiman kita terlalu berfokus pada kekurangan kita saja, padahal kelebihan kita pun banyak. Yang perlu kita lakukan adalah menyisihkan waktu untuk merenung dan melihat dalam diri kita. 

Pada akhirnya, ketika kita sibuk membanding-bandingkan hidup kita dengan hidup orang lain, maka ketidakbahagiaanlah yang kita dapat karena hal itu dapat membuat hidup kita terasa kurang dan selalu kurang. Jika kita meluangkan waktu merenungi apa yang kita punya dan apa yang kita capai kita dapat melihat bahwa rumput kita sama hijaunya dengan yang lain. Yang kita perlu lakukan hanyalah bersyukur. 


Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q.S. Ibrahim ayat 7)

  




      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar