Minggu, 09 Februari 2014

Renungan Part 9 (Bahkan Malaikat pun Bertanya)

         Beberapa tahun yang lalu, ketika masih menjadi mahasiswa tingkat satu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, aku sempat membaca satu buku yang menarik di perpustakaan utama kampus. Buku yang merupakan terjemahan dari bahasa inggris itu berjudul "Bahkan malaikat pun Bertanya". sang penulis, yang merupakan seorang mualaf, adalah profesor di bidang matematika di universitas Kansas. Beliau bernama Jeffrey Lang. Beberapa hari yang lalu tak sengaja aku menemukan buku karangannya yang lain di internet berjudul "Aku Menggugat, Maka Aku Kian Beriman". 



        Sebelum membicarakan kesanku akan pemikiran Jeffrey Lang setelah membaca dua bukunya, aku rasa perlu untuk dijelaskan dahulu bahwa pola berpikir Jeffrey merupakan hasil pendidikan barat yang menitikberatkan pada pola berpikir kritis, dan analitis. Apalagi beliau seorang profesor dalam bidang matematika, pertanyaan-pertanyaan dalam benaknya tidak bisa terpuaskan hanya dengan jawaban "sudah begitu dari sananya".

        Oleh karena itu, kesanku yang paling dalam akan bukunya adalah ajakan beliau untuk mempertanyakan semua dogma yang terasa berbenturan dengan hati nuraninya. Bagiku yang pernah mengenyam pendidikan pesantren, mempertanyakan ajaran ustadzku adalah hal yang sangat tabu, biasanya aku dan santri lain cukup mendengar dan mengiyakan saja, kalau pun bertanya, hanya mempertanyakan hal-hal yang kurang jelas. Setelah beranjak kuliah dan mulai banyak membaca banyak buku tentang keislaman, aku pun mulai memiliki pertanyaan-pertanyaan akan ajaran yang kuterima, terutama setelah membaca buku karangan penulis yang merupakan lulusan barat. Bahkan suatu hari aku pernah mengajak temanku berdiskusi tentang buku yang baru kubaca, dia menolak, alasannya: "takut menjadi muslim yang sesat" (perlu diketahui, universitasku waktu itu memang terkenal dengan banyaknya pemikiran yang dianggap liberal dan sesat oleh muslim kebanyakan). Aku pun sempat meragu, namun Jeffrey Lang mengusik hatiku, pesan yang mendalam bahwa ketika nabi adam diciptakan, malaikat yang notabene mahkluk paling taat pun berani untuk mempertanyakan keputusan Allah itu. Lalu, apa salahnya kita mempertanyakan ajaran yang diberikan oleh ustadz kita? atau mungkin oleh ulama-ulama kita terdahulu?

     Memang semenjak membaca buku itu, aku rajin membaca (dengan meminjam atau membeli) buku tentang keislaman. Bagiku itu adalah usaha untuk mengenali agamaku lebih dalam. Tidak memeluk islam karena orang tuaku islam, atau karena kakek-nenekku islam, atau mungkin karena mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. aku memeluk islam karena ini jalan yang kupilih dengan matang dalam menempuh hidup ini (walau semangat  naik turun, seperti halnya iman manusia yang bisa naik turun). Apakah ada perasaan takut akan masuk dalam kesesatan? Bagiku, sesat atau tidak sesat adalah hasil akhir. yang terpenting adalah aku melakukan proses pencarian yang ikhlas, dengan menggunakan hati nurani dan akal sehat. Biarlah hanya Allah yang menilai hasil akhir dari usaha manusia, karena aku percaya dia Maha Bijaksana.      

              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar