Rabu, 19 Maret 2014

serba-serbi part 1 (Green Day: idealisme dalam bermusik)

Kali ini aku membuat satu label baru untuk tulisan dalam blogku, yaitu Serba-serbi (selain renungan yang sudah mencapai part 18 dan kumpulan foto yang baru 2 part). Rencananya isinya adalah tulisan tentang hobi yang kusukai. Sebagai pembuka sekaligus persemian label ini, aku akan membahas Grup band favoritku yaitu Green day.



Bagi teman-teman yang tidak tahu, band ini berasal dari Amerika Serikat, digawangi oleh Billie Joe Armstrong sebagai gitarist dan vokalis:


kemudian Mike Dirnt di bass dan backing vokal:



dan Tre Cool sebagai penggebuk drum:



dan anggota yang baru diresmikan setelah menjadi additional selama 13 tahun, Jason White, di gitar dan backing vokal:





Band beraliran punk rock ini terbentuk di tahun 1987, formasi pertamanya ada Billie Joe, Mike Dirnt, dan John Kiffmeyer. Kemudian pada tahun 1990, Tre Cool menggantikan John. Green day mengawali karirnya dari label rekaman independent bernama Lookout Records, dan pindah ke label rekaman major bernama Reprise setelah album kedua mereka Kerplunk (1992) sukses di Amerika. Sepanjang karirnya sampai saat ini, Green day telah membuat 11 album, plus 2 album kompilasi.  Terlepas dari gaya hidup band punk rock yang dekat dengan alkohol (yang tentunya tidak patut ditiru), aku sangat senang mendengarkan lagu-lagu mereka karena beberapa alasan.

Pertama, lagu-lagu Green Day banyak yang berisi kritik. Lagu band punk rock memang biasanya berisikan kritik pada hal-hal tertentu, bukan tentang cinta dan mellow (tentunya agak sulit diterima di pasar. cobalah tengok band seperti SID yang beraliran punk rock, atau band indie seperti marjinal), oleh karena itu mereka biasanya menolak untuk masuk label rekaman major karena tidak mau gaya bermusik dan isi lagu mereka diinterfensi agar sesuai dengan pangsa pasar.  Tapi sejauh ini, walau pun Green day masuk label rekaman major, cukup banyak lagu mereka yang masih berisikan kritik tertentu. Contoh, lagu American Idiot yang menjadi single andalan album dengan nama yang sama, adalah pendapat penulis lagu bahwa sekarang para politisi dan media selalu mempengaruhi kita atas apa yang harus kita lakukan, apa yang kita beli dan apa yang kita percayai. Kita diracuni oleh iklan, kampanye, dan acara-acara TV sampah, yang akhirnya merubah kita menjadi masyarakat yang bodoh (terdengar mirip dengan apa yang terjadi di indonesia sekarang kan?). Atau lagu Macy' Day Parade, lagu dari album Warning ini berisikan renungan penulis lagu tentang acara parade dan festival di hari thanksgiving yang diadakan oleh perusahaan Macy's di New York sejak tahun 1924 sampai sekarang. Penulis lagu mengkritik sikap materialisme masyarakat dan mengatakan bahwa ada hal yang lebih penting dalam hidup selain itu. walau tidak disebutkan secara eksplisit dalam lagu apa yang lebih penting itu, mungkin penulis ingin memberikan kebebasan untuk memilih apa yang lebih penting untuk pendengar masing-masing (aku rasa pandangan materialisme juga sudah mengakar di masyarakat indonesia).

Kedua, selayaknya band punk rock, lagu mereka dapat membuat moodku jadi lebih baik, enerjik, dan bersemangat. Gitar listrik dengan distorsi, kemudian gebukan drum yang enerjik, serta suara merdu sang vokalis selalu mampu membantu moodku menjadi lebih baik. salah satu lagu yang paling kusuka adalah Letterbomb dari album American Idiot. Bagi yang ingin mendengarkan lagu tersebut, silahkan klik video di bawah ini:


  
Kesimpulannya, lagu yang berisi kritik dan irama musik enerjik adalah dua penyebab utama kenapa aku suka lagu - lagu Green Day.

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar