Selasa, 19 Mei 2015

Capitalism 101: Trias Capitalism



Kata kapitalisme sangat sering kita dengar, tapi coba anda definisikan, mungkin anda akan kesulitan. kata ini cukup mengusik benakku, karena sepanjang hidupku aku sering mendengar bahwa kapitalisme itu sesuatu yang negatif, berhubungan dengan amerika, berhubungan dengan penindasan golongan tak berduit, sumber masalah kemiskinan, dan ketidakadilan, sumber budaya konsumerisme, cinta dunia, dan lain-lainnya. Dia adalah musuh keadilan dan kebenaran, benarkah? Aku bahkan tidak mengenal secara jelas makhluk ini. Saatnya memulai pencarian, dan inilah hasil pencarianku. 

Kapitalisme sangat berhubungan erat dengan sistem ekonomi. Kapitalisme adalah sebuah budaya yang telah mendunia, karena kita tahu sistem ekonomi semua negara umumnya mengadopsi sistem barat, khususnya Amerika. Dan di Amerikalah kapitalisme berkembang pesat, bertransformasi menjadi sebuah budaya global yang diekspor ke berbagai belahan dunia. 

Trias Capitalism

Untuk memahami kapitalisme, sebaiknya kita memahami tiga unsur utama yang menjadi penggerak sistem ini. Di era ekonomi ini manusia digolongkan menjadi tiga jenis: pertama, golongan Kapitalis, yaitu golongan manusia yang tujuan hidupnya adalah berinvestasi lalu mendapatkan keuntungan lebih besar. Yang kedua, golongan buruh, yang memberikan tenaga mereka pada para kapitalis dengan imbalan berupa gaji. Yang ketiga, golongan konsumen, yang tujuan hidupnya adalah mengkonsumsi semua jenis barang dan jasa yang tersedia.

Memang, manusia tidak selalu tetap di satu golongan, para kapitalis dan buruh adalah juga konsumen, dan ada pula buruh yang mencoba menjadi kapitalis kecil-kecilan. Maka jika anda membuka usaha laundry, dan mempekerjakan orang untuk menjalankan usaha itu, anda seorang kapitalis, karyawan anda, adalah buruh. Ketiga golongan ini saling berkaitan dan saling membutuhkan, walau tak jarang pula sering bertikai. konsumen ingin menikmati barang dan jasa sebanyak-banyaknya, buruh ingin mendapatkan gaji yang sebesar-besarnya, lalu para kapitalis ingin mendapatkan keuntungan dari investasinya sebesar-besarnya pula. Namun pada intinya, sistem budaya kapitalisme berjalan dengan adanya hubungan ketiga golongan ini. 

Ada satu hal yang yang menjadi kesamaan tiga golongan tersebut: Uang. Ya... ketiganya berpusat pada uang.    kapitalis ingin mendapatkan uang dari investasinya, buruh ingin mendapatkan uang dari hasil kerjanya, lalu mereka bisa menjadi konsumen, mengkonsumsi barang dan jasa dengan uang tentunya. Kapitalisme memasukan ide ke dalam kepala kita bahwa hidup sejahtera adalah hidup dengan mengkonsumsi komoditas yang berlimpah. Kapitalisme seringkali dihubungkan dengan modernisasi, peradaban maju, dan perkembangan ekonomi. Sehingga masyarakat yang tidak menganut sistem ini, masyarakat yang tidak mau mengkonsumsi barang dan jasa lebih dari yang mereka butuhkan disebut masyarakat tidak maju, tidak beradab, miskin, terbelakang. 

Pola pikir kesejahteraan itu dicapai dengan mengkonsumsi barang dan jasa lahir dalam budaya kapitalisme. pola pikir ini mengakibatkan kita mengagungkan uang, karena hanya dengan uang kita dapat mengkonsumsi barang dan jasa yang tersedia. Budaya kapitalisme telah sukses menyatukan visi hidup umat manusia di seluruh dunia: Uang dan Konsumsi. 

Tulisan ini merupakan renungan atas buku Global Problems and The Culture of Capitalism karya Richard H. Robbins

(Next issue on Capitalism 101: Lahirnya Golongan Konsumen)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar